Sabtu, 07 Mei 2011

Contoh Sinopsis Novel

SYBIL

Kisah Nyata Seorang Gadis dengan 16 Kepribadian

Sybil adalah seorang gadis yang mempunyai masalah gangguan kepribadian. Dia tingggal bersama kedua orang tuanya, Willard dan Henrietta Hattie Dorset­. Sybil mengalami perang kegugupan yang telah dialaminya sejak masa kanak-kanak dan menjadi semakin buruk waktu ia mengikuti kuliah di Akademi Keguruan Barat-Tengah tempat ia mempelajari kesenian, sehingga pemimpin akademi mengirimnya pulang sampai ia dinyatakan benar-benar sehat oleh seorang psikiater. Berawal ketika Sybil berusia 22 tahun, dia mengantar ibunya ke dokter (Dr. Hall), namun justru Dr. Hall tertarik dengan Sybil yang terlihat kurus dan pucat. Lalu Sybil pun menceritakan permasalahannya, oleh karena itu Dr. Hall pun merujuk Sybil ke seorang psikiater, Dr. Cornelia B. Wilbur di Omaha. Sebenarnya kedua orang tuanya kurang setuju jika Sybil menjalani perawatan oleh Dr. Wilbur namun Sybil benar-benar membutuhkan keterangan sehat dari seorang psikiater agar dapat kembali melanjutkan studi di akademinya. Dr. Wilbur menyarankan Sybil untuk menjalani perawatan intensif di Rumah sakit Bishop Clarkson Memorial dan ke Chicago, karena yang dibutuhkan Sybil adalah psikoanalisa.

Setelah perjuangan yang susah payah di rumah untuk meyakinkan orangtuanya untuk memberikan izin menjalani perawatan di Rumah Sakit Clarkson, jalan menuju kesembuhan tiba-tiba terhempas darinya ketika ia mengetahui Dr. Wilbur telah pindah dari Omaha untuk selama-lamanya tanpa memberitahu Sybil. Surat dari Chicago menyatakan bahwa analisis telah penuh sampai dua tahun mendatang dan tidak menerima pasien baru. Sybil menuliskan keinginannya ke akademi agar dapat kembali dan melanjutkan studinya. Ia percaya bahwa perawatan Dr. Wilbur bisa memungkinkannya kembali mendaftar ke akademi. Bagaimanapun ia sudah menemui psikiater.

Pada tahun 1948, setelah semester berakhir, Sybil diminta oleh ayahnya kembali ke Kansas untuk merawat ibunya yang hampir meninggal karena mengidap kanker pada limpanya. Cukup mengherankan karena pada masa kritis ini ibu dan putrinya bisa berhubungan lebih baik dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya.

Sybil lulus sarjana muda pada tahun 1949. Selama beberapa tahun ia tinggal bersama ayahnya, mengajar disekolah dan penasihat bagi orang-orang yang ingin mencari pekerjaan. Pada tahun 1954, Sybil merasa uangnya sudah cukup untuk biaya ke New York untuk mendapatkan gelar sarjana di Universitas Columbia dan kembali menjalani perawatan dengan Dr. Wilbur. Dr. Wilbur merasa senang karena baginya Sybil merupakan subjek yang menarik untuk di analisis. Dengan IQ 170, Sybil yang termasuk orang yang cerdas, kompeten, dan berbakat namun sayangnya dia juga menyendiri, jauh dan ketakutan. Sybil semakin rajin datang untuk ikut perawatan sampai suatu ketika Dr. Wilbur mengetahui jika Sybil mengalami gejala fuga ketika Sybil hadir dengan mengatakan bahwa dirinya Peggy bukan Sybil. Fuga adalah keadaan perpecahan kepribadian yang ditandai dengan amnesia dan fisiknya sungguh-sungguh lepas dari lingkungan sesaat. Peggy dalam cara yang ke kanak-kanakan, tidak peduli pada diri sendiri, tidak cepat tersinggung tetapi ia bisa cepat marah besar. Sedangkan Sybil yang bicara berputar-putar, ia terang-terangan mengemukakan terror yang dirasakannya. Peggy memikul beban penderitaan berat yang Sybil tidak mau menanggungnya. Dengan terkejutnya Dr. Wilbur kedatangan pasien dengan raga yang serupa dengan Sybil maupun Peggy, namun ia tau itu bukan mereka. Pasien tersebut memperkenalkan diri kalau dia adalah Victoria Antoinette Scharleau atau biasa disapa Vicky. Dengan gerak-gerik yang serba bebas, penuh percaya diri dan dia yang tahu segala sesuatu yang dikerjakan Sybil maupun pribadi-pribadi dalam tubuh Sybil.

Dr. Wilbur memperkirakan bahwa perpecahan pribadi Sybil terjadi karena banyaknya peristiwa trauma di masa kanak-kanak. Dr. Wilbur mempunyai cara lain untuk lebih mendekati pribadi Sybil yang sedang bangkit. Oleh karena itu, Dr. Wilbur mengajak Sybil ke Connecticut pada hari Minggu di musim Cherry untuk menikmati pemandangan pedesaan yang cantik. Namun tanpa Dr. Wilbur sadari bahwa dia tidak hanya pergi berdua dengan Sybil, tetapi juga ada penumpang-penumpang lain yang belum pernah dijumpai dokter maupun Sybil, yaitu : Marcia Lynn Dorsett yang kurang ajar, angkuh, berwajah seperi perisai, bermata abu-abu dan berambut coklat; Vennesa Gail yang tinggi langsing, berbentuk, berambut berwarna gelap, bermata coklat muda; Mary yang bertipe keibuan, gemuk, dan penuh pertimbangan.

Dr. Wilbur membimbing Sybil maupun Vicky untuk menguraikan secara rinci tentang Willow Corners, Wisconsin, tempat Sybil dilahirkan pada tanggal 20 Januari 1923, melewatkan 18 tahun pertama hidupnya. Selama 13 tahun pernikahan kedua orangtua Sybil, Hattie mengalami empat kali keguguran yang tidak disadari keguguran itu terjadi karena faktor kejiwaan yang terletak pada keragu-raguan Hattie untuk mempunyai anak yang mempengaruhi sistem hormon yang merupakan psikosomatik dari keguguran itu. Ketika Hattie mengandung Sybil, Willard ketakutan kalau anaknya tidak akan lahir hidup. Karena itulah Willard melarang Hattie menunjukan diri kepada masyarakat selama ia mengandung. Willardlah yang memberikan nama Sybil Isabel namun Hattie lebih senang memangilnya dengan nama Peggy Lousiana, yang sering disingkat dengan Peggy Lou, Peggy Ann atau hanya Peggy. Sejak kelahiran Sybil, Hattie “pecah” dan mangalami depresi yang mendalam selama 4 bulan sehingga Sybil harus dirawat oleh neneknya. Hubungan Sybil sangat dekat dan hangat dengan neneknya. Ketika Sybil berusia 9 tahun, neneknya terkena penyakit kanker mulut rahim yang mengakibatkan ia meninggal. Sybil sangat terpukul, sedih dan merasa tidak ada lagi cinta di dunia. Baginya cinta di dunia ini sudah terkubur dalam tanah bersama tubuh neneknya.

Ketika Sybil berusia 10 tahun, muncul lagi satu pribadi dalam tubuhnya, Mary Lucinda Saunders Dorsett yang gemar bersajak atau berpuisi. Dia menganggap Hattie bukanlah ibunya dan selalu memanggilnya dengan sebutan “Mom”. Ketika duduk di kelas enam, Mary merasa tidak enak badan dan ternyata ia menstruasi. Semakin cemas Mary ketika Hattie mengatakan bahwa itu adalah kutukan pada wanita. Semakin bertambahnya usia, Mary tampil sebagai nyonya rumah, pemelihara rumah tangga, yang tertarik kepada anak-anak, dapur dan gereja.

Pada tahun 1955, Dr. Wilbur menyadari bahwa proses analisis telah membawa Sybil kembali ke tahun 1934 yaitu ketika Sybil kehilangan waktunya selama 2 tahun dari umur 9 sampai dengan umur 11 tahun. Sybil sangat senang mendapatkan kamar baru di lantai atas tempat dimana neneknya dulu tinggal. Berarti dia juga terbebas dari drama tempat tidur yang dilakukan orang tuanya. Sebenarnya Sybil ingin menghindari dari ”adegan primer” (primal scene) yaitu melalui penglihatan dan pendengaran seorang anak terhadap senggama yang dilakukan orangtuanya. Ini juga yang menyebabkan Willard merangsang hasrat seksual Sybil tidak hanya ketika dewasa tetapi juga ketika dia masih kanak-kanak.

Keluarga Dorsett merupakan salah satu orang terkaya Di Willow Corners tetapi ketika Sybil berusia 6 tahun, Willard bangkrut dan kehilangan rumahnya. Mereka sekeluarga pindah ke tanah pertanian (The Forty). Saat itu Hattie sakit sehingga ia tidak dapat melakukan apapun tanpa bantuan atau sebagai gejala Catatonia. Karena itulah Sybil untuk pertama kalinya merasa tenang kalau ditinggal berdua oleh ibunya saat sang ayah harus bekerja pada siang harinya.

Dr. Wilbur semakin mendekati sumber trauma kepada kepribadian majemuk Sybil adalah ibunya. Ibunya jarang melepaskan pandangan matanya dan melepaskan pegangan tangannya ketika sedang jalan-jalan bersamanya. Hattie mengajarkan Sybil mencuri hasil kebun dari tetangganya. Hattie yang mempunyai nafsu voyeuristic atau kelainan seksual, dimana kepuasan seksual diperoleh dari mengintip “perbuatan” orang lain, membuat Sybil merasa malu. Sering kali seusai keluarga Sybil makan malam, Hattie mengajak Sybil jalan-jalan untuk melaksanakan upacara jahat. Hattie mencari semak-semak untuk buang air besar di tempat-tempat pilihannya dan pencemaran tersebut sebagai lambang kehormatan baginya karena perilaku tersebut dilakukan untuk menyingkirkan orang-orang elite di kota Willow Corners demi rasa kebenciannya. Hattie mengumpamakan segala zat yang dibuang dari tubuh sebagai lambang kekuasaan. Hattie memang aneh, dia pernah mengajak gadis-gadis kecil bermain kuda-kudaan dan memasukkan jarinya ke vagina gadis-gadis kecil itu. Hattie juga pernah berbaring telanjang bulat dengan bayi laki-laki lalu menaikturunkan bayi itu dengan pinggulnya dan menggosokan dengan kedua pahanya. Bukan hanya itu, ketika Sybil sedang berjalan-jalan ke sungai bersama teman-teman perempuan ibunya, Sybil memergoki mereka yang sedang lesbian di semak-semak.

Tanpa sepengetahuan ayahnya setiap ia pergi bekerja dan nenek yang tinggal di lantai atas. Sybil menjadi objek permainannya semenjak berusia 11 bulan. Hattie pernah diikat di kursi tinggi di dapur, mengikatnya di kaki piano, memasukan manik-manik di hidungnya, bahkan sampai patah tulang. Sybil pada awalnya hanya bisa menangis tetapi ibunya sangat membenci suara tangisan, oleh karena itu Sybil memilih untuk tidak menangis lagi daripada dia harus menerima penyiksaan yang lebih dari sebelumnya. Akibat ulah ibunyalah yang menyebabkan Sybil kelak tidak akan mempunyai anak karena vaginanya telah rusak karena Hattie sering memasukan jari, botol atau apapun yang dapat masuk ke vaginanya.

Hattie seorang schizophrenia dan Willard mengetahuinya tetapi hanya satu kali ia menjalani pengobatan karena Willard merasa ia dapat menanganinya sendiri jika hanya masalah kejiwaan. Sebenarnya Hatti merupakan anak yang berbakat untuk menjadi pemain piano konser dan berprestasi dengan sederet nilai A tetapi Hattie harus kehilangan cita-citanya ketika berusia 12 tahun karena ayahnya (Winston Anderson) menyuruhnya bekerja di toko musik. Untuk membalas dendam atas runtuhnya cita-citanya, Hattie tidak melakukan perlawanan secara terang-terangan melainkan ia melakukan lelucon-lelucon yang merugikan orang lain.

Keluara besar Sybil mempunyai sejarah sakit kejiwaan. Ada yang menderita schizophrenia dan dua anggota keluarga lainnya yang juga mempunyai kepribadian majemuk.

Suatu hari Sybil tercengang melihat ada sekat pemisah di apartemennya. Tanpa dia sadarai, pribadi dalam dirinya yang membuatnya, Mike dan Sid. Berbeda dengan pribadi lainnya, mereka adalah laki-laki. Mike lebih agresif dan mengidentifikasikan dirinya kepada kakeknya. Sedangkan Sid lebih berhati-hati dan mengidentifikasikan dirinya kepada ayahnya.

Salah satu penyebab penyakit Sybil adalah kekolotan. Agamanya yang dia rasa banyak mengekang dirinya dan kemunafikan keluarganya terhadap perkataan mereka tentang agama sering berbeda dengan kenyataan yang mereka perbuat. Hattie sering mengatakan bahwa dia mencintai Sybil, tetapi sikapnya selama ini yang terkadang nyaris membunuhnya membuat ia bingung dan takut cinta kasih Tuhan. Karena jika cinta seperti apa yang dilakukan ibunya, maka setiap cinta akan begitu termasuk cinta Tuhan. Oleh karena itu, ia takut terlalu dekat orang lain kecuali Teddy dan Laura, temannya yang sudah mengetahui penyakit Sybil.

Muncul tiga pribadi lainnya yang tambah menguak analisis Dr. Wilbur. Marjorie bertubuh kecil, berambut pirang, warna kulit biasa saja, dan berhidung pesek. Marjorie adalah pribadi yang paling tenang, periang dan cepat tertawa. Helen adalah pribadi yang sangat ketakutan, mempunyai rambut coklat muda, bermata merah tua, berhidung mancung dan berbibir tipis. Sybil Ann berkulit pucat, berambut pirang keabu-abuan, bermata kelabu, berwajah lonjong, berhidung mancung dan mengidap gejala neurasthenia, yaitu sejenis neurosis yang ditandai oleh kejenuhan, depresi. Kekhawatiran dan sering kali rasa sakit di tempat-tempat tertentu tanpa sebab-sebab objektif yang jelas.

Dr. Wilbur bersikeras bahwa Sybil tidak menderita schizophrenia seperti ibunya. Sybil memang terpecah-pecah, tetapi jenis perpecahan yang dialaminya bukan disebabkan gangguan persepsi, melainkan oleh disosiasi. Dengan analisis klasik bahwa Sybil terpecah untuk mempertahankan hidupnya dari siksaan ibunya, keacuhan ayahnya dan kemunafikan lingkungannya terhadap agama. Sehingga Sybil juga pernah mencoba untuk bunuh diri.

Untuk menyembuhkan Sybil adalah dengan menyatukan semua pecahan pribadinya menjadi satu pribadi. Namun Sybil tidak pernah mau untuk menghadapi kenyataan bahwa dirinya terpecah dan belum bertemu dengan pribadinya hingga suatu saat Dr. Wilbur memutar rekaman pembicaraan Peggy Lou yang mengambil alih dirinya dari kelas tiga menjadi kelas lima. Perlahan Dr. Wilbur menyadarkan Sybil akan keterpecahan kepribadiannya. Proses penyembuhan Sybil agak terhambat ketika ia menerima kabar bahwa Ayahnya meninggal tanpa meninggalkan warisan sepeser pun dan saat itu Sybil juga nelum mempunyai pekerjaan tetap.

Menurut Dr. Wilbur cukup sulit menyatukan mereka. Oleh karena itu Dr. Wilbur mencoba cara hipnotis dengan memanggil pribadi-pribadi dalam tubuh Sybil secara begantian mengubah usia mereka sehingga tidak ada yang berusia di bawah 18 tahun. Lalu Dr. Wilbur menghipnotis mereka kembali dengan memanggil semua pribadi yang ada untuk menyamaratakan usia mereka menjadi seusia Sybil yang pada saat itu berusia 37 tahun 3 bulan. Dr. Wilbur percaya bahwa hal ini akan menjadi pondasi untuk pengintegrasian pribadi Sybil.

Bagi Mike dan Sid yang mengaku sebagai laki-laki merasa khawatir dengan menyatukan mereka dengan pribadi wanita lainnya. Bagi mereka integrasi berarti mati. Disini lah Dr. Wilbur meningkatkan kesabaran dan penjelasan dengan mereka. Mary yang tadinya juga ikut memberontak, kini sudah mulai mau menerima pengintegrasian. Sybil sudah merasa lebih sehat dan memutuskan untuk mencari pekerjaan. Di tempat kerjanya, Hotel Gotham, Sybil bertemu dengan Ramon, seorang akuntan yang sedang mendapat tugas khusus di Gotham. Sehari setelah kencannya dengan Ramon, Dr. Wilbur harus pergi keluar negeri untuk beberapa saat. Sybil yang sudah merasa lebih sehat menjadi yakin bahwa ia bisa tanpa Dr. Wilbur.

Setelah delapan minggu berkencan, Ramon melamarnya namun Sybil yang masih menutupi masa lalunya merasa takut untuk menerima lamaran Ramon meskipun Sybil benar-benar mencintai Ramon. Sybil yang sudah merasa lebih sehat membuktikannya bahwa selama kepergian Dr. Wilbur ia tidak pernah terpecah. Dr. Wilbur hanya dapat berbicara dengan pribadi Sybil lainnya hanya jika ia menghipnotisnya.

Suatu ketika Sybil pernah merasakan rasa sakit dan jari-jarinya merasa kaku. Ia menelpon Flora, seorang teman yang dikenalkan oleh Dr. Wilbur. Saat Flora menjenguknya ke apartemen, ia menemukan Sybil yang biru lebam. Tanpa di duga muncul suara yang kaku, aneh dan berirama teratur mengatakan bahwa ia tau apa yang terjadi dan bahwa dialah gadis yang diingini Sybil. Dr. Wilbur cukup terkejut dan kembali menghipnotis Sybil untuk menanyakan gadis itu kepada Vicky yang dianggap mengetahui segalanya. Pribadi yang lainnya memanggil gadis tersebut dengan sebutan “si pirang” karena rambutnya yang pirang seperti warna rambut yang disukai oleh ibu Sybil. Si pirang menjelaskan bahwa kehadirannya bukan sebuah ancaman melainkan akan membuat proses penyembuhan Sybil berjalan lebih cepat.

Pada tanggal 2 September 1965 semua kepribadian Sybil sudah menjadi satu. Sybil melamar kerja di Pennsyilvania sebagai ahli terapi pekerjaan. 2 minggu sebelum pindah kesana, Sybil menghabiskan waktunya di apartemen Flora dan menghabiskan waktunya bersama Dr. Wilbur yang telah menjadi temannya karena kedekatan mereka selama 11 tahun proses pengobatan. Sybil yang berusia 42 tahun tampak lebih gembira, ia sudah mempunyai rumah sendiri. Semenjak tinggal di Pennsyilvania sering kali ia mengirim surat kepada Flora yang mengatakan betapa bahagianya dengan kesehatannya saat ini sehingga semua hal dapat dilakukannya sendiri. Dan merasa selalu beruntung hingga ia diterima sebagai Assisten Profesor.

Referensi :

Schreiber, Flora Rheta. (2005). SYBIL Kisah Nyata Seorang Gadis dengan 16 Kepribadian cetakan ke 12. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan

Contoh Abstrak Jurnal

EFEKTIVITAS PELATIHAN BLOG ONLINE BAGI PENGELOLA

USAHA KECIL DAN MENENGAH

ABSTRAK

UKM adalah salah satu sektor ekonomi yang sangat diperhitungkan di Indonesia karena kontribusinya terhadap perekonomian Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan adanya perbedaan persepsi dan perilaku kelompok pemilik UKM yang mengikuti pelatihan di Universitas Gunadarma Depok dan Bekasi dalam penggunaan internet antara sebelum diadakannya pelatihan dan setelah mendapat pelatihan. Metode penelitian ini menggunakan pengukuran tingkat adopsi yang bersifat self-reported. Penelitian ini juga menggunakan model pengukuran adopsi dan intensitas penggunaan internet. Berdasarkan hasil pengamatan dari 36 responden maka dapat disimpulkan bahwa ada tingkat adopsi internet (adopter, potensial adopter, dan non adopter) sebelum dan sesudah pelatihan UKM di Depok dan Bekasi dapat disimpulkan bahwa adopsi internet dapat memberikan dampak yang baik untuk para Pemilik UKM.

Kata kunci : Pelatihan Blog Online, Industri Kecil dan Menengah, Tingkat Adopsi Internet, Technology Acceptance Model, Inovasi Organisasi

Daftar Pustaka :

Ririanda, Y. F dan Sularto, L. (2009). Efektivitas Pelatihan Blog Online bagi Pengelola Usaha Kecil dan Menengah. Proceeding PESAT Vol 3. Universitas Gunadarma.