Sabtu, 27 November 2010

PRODUK SEPATU

PRODUK SEPATU

Sepatu adalah sebuah produk yang mempunyai nilai penting buat kita, karena sepatu merupakan suatu produk kebutuhan yang sangat diperlukan. Dari berbagai macam identifikasi pembelian dari suatu produk, sepatu termasuk dalam semua ciri-ciri dari mengidentifikasikan suatu produk yang kita inginkan. Sepatu mempunyai berbagai macam jenis bentuknya mulai dari yang formal dan nonformal. Sepatu sangat penting karena sepatu adalah sebuah produk keharusan yang kita miliki, karena produk tersebut tidak pernah lepas dari kehidupan kita sehari-hari.
Jenis Kelamin

Karena sepatu mempunyai nilai penting untuk semua manusia maka sepatu menjadi keharusan untuk semua jenis kelamin. Pria dan Wanita wajib mempunyai produk ini karena produk ini digunakan sebagai pelindung atau alas kaki untuk para konsumennya. Yang membedakan hanyalah jenis atau model sepatu yang digunakan antara laki-laki atau perempuan meskipun ada sedikit produk netral yang dapat digunakan oleh laki-laki maupun perempuan.

Pendapatan
Pendapatan cukup berpengaruh dalam pembelian produk ini karena harga dari produk ini bermacam-macam, dari yang sangat murah hingga sangat mahal. Bagi konsumen yang memiliki penghasilan cukup atau berlebih maka mereka cenderung akan memilih untuk membeli sepatu yang telah mempunyai merk terkenal, model sepatu yang sedang trend saat itu dan mempunyai kualitas yang lebih bagus yang biasa di jual di butik, departement store, atau mal. Sedangkan bagi konsumen yang memiliki pendapatan yang pas-pasan maka mereka akan lebih memilih jenis sepatu yang memiliki harga jauh lebih murah seperti yang di jual di pasar tradisional atau barang-barang obral yang tentunya saja tanpa merk terkenal dan tidak jarang pula karena pendapatan mereka yang minim membuat mereka membeli sepatu dengan label merk terkenal yang palsu.

Status Perkawinan

Status perkawinan tidak berpengaruh dalam pembelian produk ini.

Pendidikan
Pendidikan juga tidak berpengaruh dalam pembelian suatu produk ini. Sekalipun berpengaruh antara pemilihan sepatu dengan tingkat pendidikan tetaplah berdasarkan kebutuhan, misalnya kebanyakan siswa memilih sepatu berwarna hitam sesuai ketetapan sekolah.

Pekerjaan
Pekerjaan apapun itu dapat membeli produk ini. Yang membedakan hanya jenis sepatunya, ada beberapa konsumen yang berbeda profesinya namun sama jenis sepatunya (misalnya: sepatu pantofel guru sama dengan sepatu pantofel karyawan kantoran) dan ada beberapa konsumen yang berbeda profesinya dan berbeda sepatu yang digunakannya (misalnya: sepatu yang digunakan polisi untuk bertugas tidak akan sama dengan sepatu yang digunakan oleh guru).

Budaya

Faktor budaya turut serta mempengaruhi pemilihan suatu jenis sepatu yang akan digunakan sesuai dengan adat istiadat, kebiasaan, nilai-nilai dan norma yang berlaku pada suatu daerah. Sebagai contoh, para peserta laki-laki di upacara keadatan Kraton Solo tidak akan menggunakan sepatu kets namun menggunakan sepatu slop, seorang wanita yang sedang berada di suatu daerah bebatuan tidak akan mungkin menggunakan sepatu hak tinggi dan bahkan pada suku Baduy Dalam tidak menggunakan sepatu sebagai alas kaki dalam setiap aktivitas.

· Adat istiadat

Seiring dengan berkembangnya zaman yang semakin modern dan banyak budaya-budaya dari luar yang mempengaruhi model-model sepatu tersebut yang tentunya mempengaruhi konsumen untuk meniru dan mencoba sepatu-sepatu yang berdesign dari luar negeri.

· Kebiasaan

Dengan maraknya model sepatu yang diadopsi dari luar negeri ini lah yang turut merubah pandangan konsumen terhadap barang-barang yang diinginkannya dan terbiasa dengan model-model tersebut yang kemudian mempunyai pengaruh besar dalam memberikan terobosan-terobosan model sepatu yang unik dan menarik minat konsumen untuk terbiasa memakainya. Saat ini, bahkan beberapa produk Indonesia sudah menjadi produk eksport yang digunakan oleh mancanegara.

· Norma

Tidak terlalu berpengaruh dengan produk sepatu tersebut karena design sepatu saat ini masih sesuai dengan kegunaannya dan tidak merubah norma yang ada.

· Nilai

Nilai dari budaya tersebut sangat berpengaruh dengan perkembangan produk sepatu saat ini.

Lainnya
Biasanya konsumen mengetahui produk tersebut karena memang sudah menjadi kebutuhan yang mendasar selain konsumen tersebut mengetahui dari iklan-iklan di TV, iklan di majalah atau media online yang saat vini sudah semakin mudah diakses dan semakin marak dijadikan sarana promosi suatu produk termasuk sepatu.

PERILAKU KONSUMSI

· Manfaat yang dicari

Manfaat yang terdapat dari produk ini sangatlah banyak, karena produk ini mempunyai nilai yang penting buat kita sebagai konsumen. Sepatu menjadi alas yang melindungi kaki untuk melakukan berbagai macam aktivitas setiap hari. Tanpa sepatu pasti kita tidak dapat melakukan aktifitas yang mewajibkan kita memakai sepatu. Anak kecil bersekolah menggunakan sepatu, mahasiswa kuliah juga mewajibkan memakai sepatu, pegawai-pegawai juga wajib menggunakan sepatu untuk bekerja. Bahkan sepatu telah menjadi aksesoris pendukung penampilan untuk bepergian. Jadi, sepatu tidak dapat lepas dari kehidupan setiap konsumennya.

· Kesetiaan merk

Biasanya kalau sudah terbiasa dan puas akan nilai suatu produk yang digunakannya, akan menjadikan konsumen terus bertahan dan tertarik terhadap produk tersebut. Contoh merek Nike dengan sepatu olahraganya yang setiap saat ada terobosan baru dari produknya, menjadikan konsumen tertarik dan terus bertahan pada merek tersebut.

· Tingkat penggunaan

Tingkat penggunaan produk tersebut tergantung dengan aktivitas konsumen. Semakin sering konsumen tersebut beraktivitas, semakin tinggi pula tingkat penggunaannya.

KARAKTERISTIK KEPRIBADIAN KONSUMEN

· Kebutuhan akan kesadaran

Sudah sewajarnya akan kesadaran yang dimiliki konsumen untuk memperoleh atau mempunyai produk tersebut. Karena produk tersebut tidak dapat dihindari dari kebutuhan para konsumen.

· Toleransi terhadap kebimbangan

Seringkali konsumen bimbang untuk membeli produk tersebut, biasanya karena kualitas atau harga produk tersebut. Karena setiap konsumen sudah sewajarnya menginginkan produk yang berkualitas dengan harga yang terjangkau. Makannya seringkali terjadi kebimbangan untuk membeli produk tersebut.

· Kecenderungan mengambil resiko

Banyak terjadi pengambilan keputusan yang berisiko dalam memiliki atau menentukan suatu produk.

Senin, 01 November 2010

Perilaku Konsumen

Identifikasi pembelian yang dilakukan menurut penelitian atau proses yang hati-hati dan rasional

· Tingkah laku membeli yang kompleks

Tingkah laku membeli konsumen dalam situasi yang bercirikan keterlibatan tinggi konsumen dalam pembelian dan perbedaan besar yang dirasakan diantara merek. Pembeli ini akan melewati proses pembelajaran, pertama mengembangkan keyakinan mengenai produk, kemudian sikap, dan selanjutnya membuat pilihan membeli yang dipikirkan masak-masak. Pemasar dari produk yang banyak melibatkan peserta harus memahami tingkah laku pengumpulan informasi dan evaluasi

Dari konsumen yang amat terlibat, mereka perlu membantu pembeli belajar mengenai atribut kelas produk dan kepentingan relatif masing-masing,dan mengenai apa yang ditawarkan merk tertentu, mungkin dengan menguraikan panjang lebar keunggulan mereka lewat media cetak.

· Tingkah laku membeli yang mengurangi ketidakcocokan

Tingkah laku membeli konsumen dalam situasi yang bercirikan keterlibatan konsumen yang tinggi tetapi sedikit perbedaan yang dirasakan diantara merek. Tingkah laku membeli yang mengurangi ketidakcocokan terjadi ketika konsumen amat terlibat dalam pembelian barang yang mahal, jarang dibeli dan beresiko tetapi melihat sedikit perbedaan diantara merek.

· Tingkah laku membeli yang merupakan kebiasaan

Tingkah laku membeli yang menjadi kebiasaan terjadi di bawah kondisi keterlibatan konsumen yang rendah dan perbedaan merek yang dirasakan besar. Konsumen tampaknya mempunyai keterlibatan yang rendah dengan kebanyakan produk yang mempunyai harga murah dan sering dibeli.

Dalam hal ini, tingkah laku konsumen tidak diteruskan lewat urutan keyakinan - sikap - tingkah laku yang biasa. Konsumen tidak mencari informasisecara ekstensif mengenai merek mana yang akan dibeli. Sebaliknya, mereka secara pasif menerima

informasi ketika menonton televisi atau membaca majalah. Pengulanganiklan menciptakan pengenalan akan merek bukan keyakinan pada merek. Konsumen tidak membentuk sikap yang kuat terhadap suatu merek; mereka memilih merek karena sudah dikenal. Karena keterlibatan mereka dengan produk tidak tinggi, konsumen mungkin tidak mengevaluasi pilihan bahkan setelah membeli. Jadi, proses membeli melibatkan keyakinan merek yangterbentuk oleh pembelajaran pasif, diikuti dengan tingkah laku membeli, yang mungkin diikuti atau tidak dengan evaluasi.

Karena pembeli tidak memberikan komitmen yang kuat pada suatu merek, pemasar produk yang kurang terlibat pada beberapa perbedaan merek seringkali menggunakan harga dan promosi penjualan untuk merangsang konsumen agar mau mencoba produk.

· Tingkah laku membeli yang mencari variasi

Konsumen menjalani tingkah laku membeli yang mencari variasi dalamsituasi yang ditandai oleh keterlibatan konsumen rendah, tetapi perbedaan merk dianggap berarti.

Dalam kategori produk seperti ini, strategi pemasaran mungkin berbeda untuk merk yang menjadi pemimpin pasar dan untuk merk yang kurang ternama. Perusahaan akan mendorong pencarian variasi dengan menawarkan harga rendah, penawaran.

Identifikasi pembelian yang didasarkan atas keinginan untuk memperoleh perasaan dan pengalaman

Faktor psikologis sebagai bagian dari pengaruh lingkungan dimana ia tinggal dan hidup pada waktu sekarang tanpa mengabaikan pengaruh dimasa lampau atau antisipasinya pada waktu yang akan datang Pilihan barang yang dibeli seseorang lebih lanjut dipengaruhi oleh faktor psikologi yang penting

· Motivasi

Kebutuhan yang cukup untuk mengarahkan seseorang mencari carau ntuk memuaskan kebutuhan. Dalam urutan kepentingan, jenjang kebutuhannya adalah kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan, dan kebutuhan pengaktualisasian diri. Mula-mula seseorang mencoba untuk memuaskan kebutuhan yang paling penting. Kalau sudah terpuaskan, kebutuhan itu tidak lagi menjadi motivator dan kemudian orang tersebut akan mencoba memuaskan kebutuhan paling penting berikutnya. Misalnya orang yang kelaparan (kebutuhan fisiologis) tidak akan tertarik dengan apa yang terjadi dalam dunia seni (kebutuhan mengaktualisasikan diri), tidak juga pada bagaimana orang lain memandang dirinya atau penghargaan oranglain (kebutuhan sosial atau penghargaan), bahkan tidak tertarik juga pada apakah mereka menghirup udara bersih (kebutuhan rasa aman).

· Persepsi

Persepsi adalah proses yang dilalui orang dalam memilih, mengorganisasikan dan mengintepretasikan informasi guna membentuk gambaran yang berarti mengenai dunia. Seseorang yang termotivasi siap untuk bertindak. Bagaimana orang tersebut bertindak dipengaruhi oleh persepsinya mengenai situasi.

· Pengetahuan

Pembelajaran menggambarkan perubahan dalam tingkah laku individual yang muncul dari pengalaman. Pentingnya praktik dari teori pengetahuan bagi pemasar adalah mereka dapat membentuk permintaan akan suatu produk dengan menghubungkannya dengan dorongan yang kuat, menggunakan petunjuk yang membangkitkan motivasi, dan memberikan peranan positif.

Orang cenderung lupa akan sebagian besar hal yang mereka pelajari.Mereka cenderung akan mempertahankan atau mengingat informasi yang mendukung sikap dan keyakinan mereka.

· Pengetahuan

Pembelajaran menggambarkan perubahan dalam tingkah laku individual yang muncul dari pengalaman. Pentingnya praktik dari teori pengetahuan bagi pemasar adalah mereka dapat membentuk permintaan akan suatu produk dengan menghubungkannya dengan dorongan yang kuat, menggunakan petunjuk yang membangkitkan motivasi, dan memberikan peranan positif.

· Keyakinan dan sikap

Melalui tindakan dan pembelajaran, orang mendapatkan keyakinan dan sikap. Keduanya ini, pada waktunya mempengaruhi tingkah laku membeli. Keyakinan adalah pemikiran deskriptif yang dimiliki seseorang mengenai sesuatu. Keyakinan didasarkan pada pengetahuan yang sebenarnya, pendapatatau kepercayaan dan mungkin menaikkan emosi atau mungkin tidak. Pemasaran tertarik pada keyakinan bahwa orang yang merumuskan mengenai produk dan jasa spesifik, karena keyakinan ini menyusun citra produk dan merekyang mempengaruhi tingkah laku membeli yang mempengaruhi tingkah laku membeli. Bila ada sebagian keyakinan yang salah dan menghalangi pembelian, pemasar pasti ingin meluncurkan usaha untuk mengkoreksinya. Sikap menguraikan evaluasi, perasaan dan kecenderungan dari seseorang terhadap suatu obyek atau ide yang relatif konsisten. Sikap menempatkan orang dalam suatu kerangka pemikiran mengenai menyukai atau tidak menyukai sesuatu mengenai mendekati atau menjauhinya.

Identifikasi pembelian yang pada prinsipnya karena tekanan lingkungan

Tingkah laku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, yaitu:

1. Kelompok

Kelompok adalah dua orang atau lebih yang berinteraksi untuk mencapai sasaran individu atau bersama. Beberapa merupakan kelompok primer yang mempunyai interaksi reguler tapi informal-seperti keluarga, teman, tetangga dan rekan sekerja. Beberapa merupakan kelompok sekunder, yang mempunyai interaksi lebih formal dan kurang reguler. Ini mencakup organisasi sepertikelompok keagamaan, asosiasi profesional dan serikat pekerja.

2. Keluarga

Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat dan telah diteliti secara mendalam, pemasar tertarik dalam peran dan pengaruh suami, istri dan anak-anak pada pembelian berbagai produk dan jasa.

3.Peran dan status

Peran terdiri dari aktivitas yang diharapkan dilakukan seseorang menurut orang-orang yang ada disekitarnya. Setiap peran membawa status yang mencerminkan penghargaan yang diberikan oleh masyarakat. Orang seringkali memilih produk yang menunjukkan statusnya dalam masyarakat.